Libur panjang setelah kelulusan saya dari SMA.Bulan pertam telah dilewati dalam menjalani liburan. Kemudian memasuki bulan puasa. Masih libur. Seminggu mendekati puasa Ramadhan akhir, badan panas, badan terasa remuk/hancur dan perut bawah bagian kanan sakit. Begitu terus dan akhirnya memutuskan ke dokter. Pergi ke beberapa dokter (hingga ke3 dokter dengan praktik di rumah sakit yang berbeda-beda) semuanya memvonis saya terkena infeksi usus buntu. Sudah saya duga dengan hal tersebut. Tetapi setelah mengetahui dugaan saya benar, saya juga jadi agak kaget dengan vonis yang diberikan dokter.
Pemberian obat dilakukan. Saya yang memiliki alergi obat, menyebabkan obat yang diberikan dokter justru memberi “penyakit” baru. Katup mata(bagian atas dan bawah/kantung mata) saya menggelembung sehingga kedua mata saya tidak bisa melihat karena tertutup oleh katup mata tersebut. Mau tidak mau, jalan harus dituntun. Seperti orang buta. Benar-benar gelap. Belum selesai dengan usus buntu, ditimpa lagi dengan lainnya. Sungguh megesalkan dan menderita.
Perlu beberapa hari untuk menormalkan bentuk katu mata saya. Mata sudah normal, sekarang lanjut ke usus buntu lagi. Fix sudah keputusan untuk dioperasi.
Kemudian, kami tiba di ruang inap dengan keadaan sedang berpuasa. Melakukan berbagai test yang menyengsarakan. Malam pun tiba. Saya didorong menggunakan kasur dibawa ke ruang operasi. Semula saya tidak merasakan apa-apa, tetapi sekarang yang saya rasakan adalah gemetar. Gigi saya terus berbunyi. Tidak pernah saya merasakan hal ini. Dulu saya pernah operasi sebanyak tiga kali, tetapi itu hanya operasi kecil yang ridak sampai dibawa ke ruang operasi dan dibius total. Operasi kecil tersebut hanya pemberian bius lokal, dipotong, dan dijahit.
Detik-detik akan dioperasi yaitu malam hari ketika magrib, bius total pun disuntikkan ke dalam infus saya. Saya tertidur, dan bangun ketika saya sedang didorong menuju ke ruang inap. Rasa sakit yang luar biasa muncul. Saya benar-benar tidak bisa bergerak.
Saya tidak bisa tidur. Sakit sekaliiiiiiiiiiiiiiiii............ Saya masih dalam keadaan berpuasa. Katanya saya belum boleh makan ataupun minum hingga saya kentut.
Akhirnya saya buang angin. Tapi masih belum diperbolehkan memasukkan apapun ke dalam mulut. Akhirnya hingga enam kali buang angin, saya diijinkan untuk minum. Tapi hanya boleh minum teh dan itupun hanya diijinkan minum SATU SENDOK MAKAN PER JAM. Tapi tidak apalah. Akhirnya bisa minum setelah 2hari berpuasa.
Selepas operasi saya disuntik obat terus di infus beberapa jam sekali. Perih, bau, dan katup mata saya sempat bengkak lalu diberi obat anti alergi akhirnya katup saya mengempis lagi.
Siang hari saya dipanksa untuk menggerakkan badan walaupun itu sangat sakit. Disuru memiringkan badan ke kiri dan ke kanan. Latihan itu terus. Smabil latihan, saya menangis karena benar-benar tak tahan dengan sakit yang saya derita.
Malam hari, saya dipaksa untuk berdiri. ASTAGFIRULLAHHH....!!!! Jangankan berdiri, miring kiri kanan saja saya sudah tak kuat.
Belajar duduk lalu langsung berdiri. Kata susternya harus dipaksa. Memang sakit rasanya, tapi mau tidak mau harus dipaksa agar nanti perut saya tidak kaku dan jahitan saya tidak robek akibat saya yang tidak bergerak/tidak melenturkan badan.
Akhirnya saya mencoba duduk dengan dibantu Ibu saya dan suster. Kemudian saya disuruh berdiri. Saya gak kuat. Sakitnya semakin menjadi. Akhirnya saya memaksa untuk tidak latihan jalan. Kemudian susternya mengatakan apakah saya tidak ingin cepat pulang. Katanya, kalau besok mau pulang, saya harus bisa jalan. Tapi saya masih belum mau untuk memaksakan diri saya untuk jalan.
Pagi harinya, akhirnya dengan dibantu Ibu saya, saya berdiri. Subhanallah.....!!!! Sakitnya luar biasa melebihi ketika saya duduk apalagi ketika saya tidur diam. Akhirnya saya duduk lagi. Beberapa menit kemudian, latihan lagi untuk berdiri lalu jalan. SAYA BISA!!!!!!!! Itu hanya berlangsung 2langkah dan kembali duduk. Sejam kemudian saya lakukan lagi latihan tersebut. Saya paksa, karena mengingat biaya rumah sakit yang mahal yang menyebabkan Ibu saya tak tahan untuk berlama-lama di rumah sakit. Akhirnya saya bisa jalan. Saya merasa bayi lagi, karena harus latihan jalan dari awal. Jalan pun saya masih meng-kaku-an badan dan agak bungkuk karena kalau berdiri tegak rasanya akan lebih sakit lagi. Tapi sayta diberitahu oleh susternya untuk saya membiasakan diri, jalan dengan badan tegap dan dibuat luwes alias jangan dikaku-kakuin karena akan memperlama proses penyembuhan dan akan bebrbahaya untuk organ perut saya dan jahitan di perut. Dengan sangat terpaksa, sakit yang saya derita bertambah lagi dengan kewajiban untuk berdiri tegap.
AKHIRNYA SAYA PULANG saat itu juga. Pulang dengan naik taksi diantar ke pintu taksi dengan kursi roda dan masuk mobil dengan usaha sendiri(dengan sedikit bantuan suster.hehe). Di perjalanan saya hanya bisa mengeluh, karena ada gincangan sedikit saja, sakitnya ssemakin bertambah(tidur diam di rumah sakit saja saya menangis-nangis karena sakitnya yang luar biasa, bagaimana di taksi yang banyak goncangannya akibat polisi tidur atau mengerem).
Sampai di rumah. Di rumah pun saya tidak boleh diam. Saya harus latihan terus. Karena saya giat berlatih , akhirnya dengan cepat saya bisa berjalan lagi dan sekarang sudah bisa tidur miring, lari, jongkok, lompat, dan ada goncangan pun sudah tidak terasa sakit lagi. Hanya kadang muncul rasa gatal yang agak lama dan benar-benar gatal sekali yang kadang disertai rasa sakit. Akibat sakit usus buntu, saya jadi tidak bisa masuk kuliah seminggu. Tapi syukurlah saya tidak terlalu ketinggalan materi, karena dosennya rata-rata jarang masuk(padahal gaji dosen lebih besar daripada guru, tapi mengapa guru di SMA Negeri saya selalu datang tepat waktu dan tidak pernah absen sementara dosen hampir setiap jadwal mengajar jarang datang???padahal selepas kuliah, mahasiswa harus siap menghadapi tantangan kerja dan harus memiliki kematangan dalam bidangnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar