Menu

Minggu, 30 Oktober 2011

Upacara Adat Salah Satu Cara Mempererat Persaudaraan

Upacara Adat Nyangku

WARGA asal Desa/Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikenal sebagai perantau sukses. Namun, karena sistem kekerabatan yang sangat kental, hubungan mereka dengan tanah kelahiran tidak pernah terputus.

Perantau asal Panjalu tidak hanya pulang kampung ketika Lebaran tiba. Kegiatan lain yang membuat mereka meringankan langkah menengok sanak saudara adalah upacara adat nyangku.

Upacara tahunan ini diadakan pada Senin atau Jumat terakhir bulan Maulid. Nyangku, menurut masyarakat Panjalu, berasal dari bahasa Arab nyangko, yang artinya membersihkan.

Nyangku diyakini sudah dilakukan oleh para leluhur masyarakat desa. Di masa lalu, upacara ini menjadi sarana untuk menyebarkan agama Islam yang dilakukan Raja Borosngora kepada masyarakat Panjalu.

Saat upacara ini digelar, benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu dikeluarkan dari Museum Bumi Alit. Selain untuk merawat benda pusaka, upacara ini menyimpan makna lebih dalam sebagai upaya membersihkan badan dari segala yang dilarang agama.

Upacara ini juga bertujuan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus mempererat tali persaudaraan keturunan Kerajaan Panjalu.

Upacara dimulai oleh sesepuh Panjalu yang berjalan beriringan dengan berpakaian adat Kerajaan Panjalu menuju Bumi Alit. Benda-benda pusaka yang sudah dibungkus kain putih diarak menuju tempat pembersihan.

Dalam perjalanan, rombongan ini dikawal peserta upacara adat dengan iringan musik gemyung serta selawat Nabi. Benda-benda keramat kemudian diarak sekitar satu kilometer menuju Situ Lengkong dan Nusa Gede.

Di Nusa Gede inilah H Atong Tjakradi-nata, keturunan raja Panjalu, membacakan riwayat benda-benda keramat. Setelah itu, benda tersebut dibersihkan dengan air yang diambil dari tujuh sumber mata air dengan campuran jeruk nipis.

Benda yang dikeramatkan terdiri dari Pedang Borosngora dan tongkat pemberian Sayidina Ali, kujang, keris komando, keris pegangan para bupati Panjalu, pan-caworo, bangreng, serta gong kecil. Ikut juga dibersihkan semua benda pusaka milik masyarakat. (EM/N-2)

http://bataviase.co.id/node/645008

Kasih Ibu

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya
menyinari dunia

Makna lagu ini yaitu bahwa ibu menyayangi anaknya sepanjang masa. Tidak peduli bagaimana pun kondisi anak (normal maupun tidak, kaya ataupun tidak, baik ataupun tidak), ibu tetap ikhlas menyayangi anaknya.
tidak pernah seorang ibu mengharapkan balasan dari anaknya dan sayangnya memberi kehangatan bagaikan matahari yang menyinari dunia. Hanya berharap anaknya selalu bahagia.

Rabu, 05 Oktober 2011

Mudik Standar Nasional

Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik hanya ada di Indonesia.

Transportasi Mudik

Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem transportasinya karena secara bersamaan jumlah masyarakatmenggunakan angkutan umum atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan penumpang/pemakai perjalanan menghadapi kemacetan, penundaan perjalanan.
Puncak, Jawa Barat - Pulang ke kampung halaman adalah ritual wajib bagi banyak kalangan di Indonesia ketika Lebaran tiba. Tetapi, sesungguhnya, ada banyak hal yang harus diperhatikan sebelum dan ketika perjalanan berlangsung. Apa sajakah itu?
Persiapan Kendaran :
1. Periksakan mobil ke bengkel resmi sebelum memulai ritual mudik.
2. Pastikan kembali sesaat sebelum mengemudi untuk :
- Fungsi Lampu Besar, Lampu Belakang, Lampu Rem, Klakson, Wiper, Rem, Kopling, Trun Signal (sien), Kaca Spion dan Seat Belt.
- Kecukupan Oil Mesin, Oil Mesin, Oil Transmisi, Oil Power Steering, Minyak Rem, Minyak Kopling, Air Battery, Air Radiator dan Air Wiper, Tekanan Angin Ban.
- Kelengkapan Perlatan seperti : Kunci Roda, Dongkrak, Ban Serep, Alat P3K, Pengaman Segitiga dan Alat Pemadam Kebaran/Api.
3. Pastikan STNK dan SIM dibawa serta

Persiapan Informasi :
1. Tentukan rute perjalanan, lengkapi dengan peta mudik atau sistem navigasi satelit (GPS)
2. Buat jadwal perjalanan lengkap dengan waktu dan jarak tempuh
3. Ketahui lokasi-lokasi penting di setiap daerah yang dilalui, antara lain : SPBU, ATM, Rumah Makan, bengkel resmi Chevrolet terdekat, dan tempat ibadah.

Persiapan Pribadi :
1. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan prima (fit) dan siap mengemudi
2. Tidak mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan kantuk atau minuman ber-alkohol
3. Barang bawaan tidak melebihi spesifikasi kapasitas kendaraan.

Saat Mengemudi :
1. Atur posisi duduk pas dan nyaman
2. Atur posisi kaca spion agar pandangan ke belakang bisa bisa menjangkau areaa yang lebih luas dan tepat
3. Selalu konsentrasi dan fokus pada kondisi jalan
4. Bereristirahat untuk setiap perjalanan 2 - 4 jam atau tergantung pada tingkat kelelahan
5. Jaga jarak yang aman dengan kendaran di depan
6. Atur nkecepatan sesuai kondisi jalan, misalnya ramai, jalan rusak/berkelok/menurun/licin/basah
7. Nyalakan lampu besar saat hujan/berkabut walaupun pagi/siang hari‪8. Menyalip hanya pada situasi yang aman dan diperlukan

Saat Menghadapi Situasi Darurat :
1. Jika kendaran mengalami masalah dan mengharuskan berhenti, segera menepi pada bahu jalan yang aman dan menyelakan Lampu Hazard‪
2. Turunkan semua penumpang dan menunggu pada lokasi yang aman (jangan menunggu disamping/belakang/depan kendaran)
3. Pasang segitiga pengaman jika diperlukan‪
4. Jika diperlukan, hubungi bengkel resmi terdekat

Pemenggalan Wayang = Berantas Berhala

Sedikitnya empat patung wayang yang menghiasi Kota Purwakarta dirobohkan dan dibakar sekelompok orang tak dikenal sesaat setelah acara halalbilhalal dan istigasah di Masjid Agung kota itu, Ahad siang, 18 September 2011.

Informasi yang dihimpun Tempo, perusakan patung pertama dilakukan di perempatan Comro. Ribuan massa spontan mengerek patung Gatotkaca menggunakan tambang sebelum ditarik kendaraan. Selanjutnya, mereka bergerak ke pertigaan Bunder dan membidik patung Semar.

Belum puas dengan aksi tersebut, massa berbalik arah menuju lokasi patung Bima di pertigaan Ciwareng. Terakhir, perusakan patung "Selamat Datang" di mulut Jalan Gandanegara yang menjadi pusat perkantoran Bupati Purwakarta.

Menurut Iman, seorang saksi mata, massa merobohkan patung-patung tersebut dengan cara ditarik dengan tambang kemudian dibetot kendaraan roda empat. "Setelah ambruk lalu disiram minyak bensin, langsung dibakar," katanya.

Seorang yang terlibat dalam aksi perobohan dan pembakaran patung tersebut mengatakan aksi ini sebagai protes keras terhadap kebijakan Bupati Dedi Mulyadi yang tetap membangun patung-patung wayang golek itu meski telah diberikan peringatan keras beberapa kali.

"Kota Purwakarta sebagai kota santri tak pantas dijejali berhala. Ajaran Islam dengan tegas menyebutkan bahwa berhala merupakan simbol kemusyrikan karenanya harus dimusnahkan," kata seorang massa yang terlibat dalam perusakan itu.

Kepolisian belum menangkap pelaku yang terlibat dalam perusakan. "Kami masih melakukan penyelidikan," kata Kapolres Purwakarta, Ajun Komisaris Besar Bachtiar Ujang Purnama.

Polisi berjanji akan meminta keterangan pihak panitia penyelenggara halalbihalal dan istigasah yang berbuntut perusakan empat patung itu. "Pasti kami akan minta keterangannya, kenapa sampai terjadi perusakan patung oleh massa yang sudah menghadiri acara itu," katanya.

Usai melakukan aksi perobohan dan pembakaran patung, massa kemudian bergerak ke gedung kembar Nakula-Sadewa. Di lokasi itu, ratusan petugas polisi dan tentara sudah menghadang. Massa pun berunjuk rasa kemudian bubar setelah turun hujan.

http://www.tempo.co/hg/bandung/2011/09/18/brk,20110918-356852,id.html